Sebelum Nabi Muhammad shallallahu alahi wa sallam menjadi nabi, beliau dikenal sebagai orang yang baik, sehingga banyak orang yang menyukai dan bersimpati kepada beliau.
Ketika menjadi nabi, beliau tidak lagi sekadar menjadi orang baik, tetapi juga menjadi penyeru kebaikan dan pencegah kejahatan. Maka muncullah para musuh-musuhnya.
Begitu pula kita. Kalau sekadar menjadi orang baik, banyaklah orang yang mau bersahabat dengan kita. Namun, begitu menyerukan risalah Nabi Muhammad shallallahu alahi wa sallam, satu per satu sahabat lama menjauhi kita.
Tapi tidak masalah. Sebab, pada saat yang sama, Allah shubhanahu wa ta’ala mempertautkan kita dengan sahabat baru yang seperjuangan.
Mengapa kita dipertautkan kepada sahabat yang sejiwa dan sepemikiran?
Rasulullah menjelaskan, “Ruh-ruh bagaikan tentara yang tersusun. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
***
(Penulis: Abu Faza)
The ad is displayed on the page
current post: Sahabat Seperjuangan, ID: 1452
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual