My First al-Qur’an Words: Kata al-Qur’an Pertamaku

Menjadikan seorang anak pandai mengaji bukanlah perkara mudah, tidak seperti sulap sim salabim … anak pandai mengaji seketika. Saya pikir di sinilah peran penting orang tua dalam menerapkan sistem belajar yang sesuai dengan usianya. Mulai dari mengenalkan anak pada huruf hijaiyah, ajarkan cara melafalkannya, kemudian perdengarkan lantunan-lantunan ayat suci al-Qur’an sehingga anak menjadi terbiasa, dan semakin bertambah usia, ajarkan anak membaca iqra, serta bimbing anak dengan buku-buku pendukung lainnya.

Bicara soal buku pendukung, saya menemukan My First al-Qur’an Words: Kata al-Qur’an Pertamaku. First impression, saya pikir buku ini al-Qur’an untuk anak, ternyata bukan. Covernya tebal, tipe hard cover, tapi lembut seperti pelapis pada binder. Gambar pada covernya juga menarik perhatian. Karena memuat ilustrasi kodok dan lebah yang lucu.

Judul buku yang “kurus” dan besar dengan latar cover berwarna putih membuat cover ini terasa pas untuk anak-anak tanpa terlihat ramai.Tapi ternyata bukan hanya cover, kertas bukunya juga tebal. Mengingatkan saya pada buku dongeng anak. Isinya full colour. Setiap halaman menyuguhkan ilustrasi hewan yang lucu-lucu. Sangat memanjakan mata dan tentu saja nyaman untuk dibaca anak-anak.

Satu halaman satu hewan dan pelafalannya diterjemahkan ke dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris. Meski terlihat seperti kamus, anak tetap bisa menemukan potongan-potongan ayat al-Qur’an di dalam buku ini. Karena pada dasarnya, buku ini memang hendak menyajikan kata-kata yang berhubungan dengan al-Qur’an.

 Letaknya berada di bawah ilustrasi gambar. Kalau diperhatikan, satu potongan ayat al-Qur’an mengacu dan menyesuaikan ilustrasi tiap hewan. Seperti halaman 7 yang memberi ilustrasi hewan unta:
Dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. (QS al-A`raf [7]: 40) dan begitu seterusnya.

Mungkin ini kelemahannya. Karena menyesuaikan dengan ilustrasi, potongan ayat al-Qur’an jadi terasa menggantung. Menurut saya, anak bisa tidak menangkap maksud dari potongan ayat-ayat tersebut. Misalnya, pada halaman 7 yang saya sebutkan di atas. Siapa ‘mereka’ yang dimaksud dalam ayat itu? Kenapa ‘mereka tidak akan masuk surga’? Memangnya unta bisa masuk ke lubang jarum?

Tapi yang namanya kelemahan bisa berubah menjadi kelebihan kalau kita pintar-pintar menanganinya. Nah, untuk menghindari kebingungan-kebingungan tersebut, orang tualah yang harus membantu si kecil. Beri penjelasan dan pemahaman, agar potongan ayat yang dibaca oleh anak terserap dengan baik. Dengan sendirinya, dia akan mengingat satu persatu potongan ayat. Lalu, ketika anak mulai bisa mengaji al-Qur’an, dia akan mengenali potongan-potongan ayat yang pernah dia temukan di buku ini.

Kategori       : Nonfiksi
Penerbit        : Maghfirah Kids
Penyusun      : Syarifah Levi
Cetakan        : Pertama, Maret 2017
Tebal buku   : 20 halaman bergambar
Harga           : Rp 39.000

Penulis : Nila Fauziyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top