Mungkin benar ada sebagian doamu yang tidak dikabulkan. Tapi mungkin juga ada sebagian doamu yang belum dikabulkan. Jadi sebenarnya ada sebagian doamu itu yang dikabulkan, tapi waktunya tidak sebagaimana yang engkau harapkan. Allah lebih tahu, kapan waktu yang lebih tepat untuk mengabulkan doamu.
Nabi Ibrahim, sebagaimana pasangan suami istri yang lain, tentu sangat ingin memperoleh anak segera setelah menikahi Sarah. Tapi bulan demi bulan berlalu, belum ada tanda-tanda kehamilan pada Sarah. Bahkan tahun demi tahun berlalu, Sarah tak jua hamil. Tentu Nabi Ibrahim senantiasa memohonkan beroleh keturunan kepada Rabb-nya. Dan tentu Allah mendengarkan pinta kekasih-Nya itu.
Meski Ibrahim hamba terkasih, Allah tak serta-merta mengabulkan permohonan Ibrahim dan Sarah. Tentu bukan karena Allah tak sayang padanya. Tapi karena Allah lebih tahu kapan saat yang palng baik dari sisi-Nya, untuk mengabulkan doa Ibrahim.
Allah baru menganugerahkan keturunan kepada Ibrahim setelah dia berusia 85 tahun. Dan atas kehendak Allah, putra pertama Ibrahim bukan dari rahim Sarah. Allah menghendaki Ibrahim menikahi Hajar, kemudian darinya Ibrahim mendapat putra pertamanya yang bernama Ismail.
Allah pula yang merekayasa tumbuhnya cemburu pada Sarah, sehingga mendorong Ibrahim menghijrahkan Hajar dan Ismail kecil ke sebuah lembah tak berpenghuni di tengah padang pasir, dan memunculkan sebuah masyarakat baru di lembah itu, yang di kemudian hari menjadi Kota Makkah, dan sekian abad kemudian memunculkan nabi akhir zaman, bernama Muhammad.
Sarah yang sabar, akhirnya juga Allah berikan seorang putra dari rahimnya, bernama Ishaq, seorang nabi. Dari keturunan Ishaq pula, lahir para nabi utusan Allah.
Lalu, nabi lain yang Allah abadikan kisah kesabarannya dalam berdoa adalah Zakaria.
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَآءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا
“Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.” (Maryam [19]: Ayat 4-5)
Seperti Nabi Ibrahim dan jutaan pasangan lainnya, tentu beliau sudah berdoa sejak baru menikahi istrinya. Namun, Allah baru memberikan dia keturunan setelah dirinya lanjut usia. Karena itu, janganlah engkau bosan dan berputus asa dalam berdoa. Berprasangka baiklah kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan doamu pada saat yang paling baik menurut perhitungan-Nya, sebagaimana perintah-Nya, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kukabulkan doamu.”
Selagi engkau memenuhi syarat terkabulnya doa, Dia akan mengabulkan doamu, meski wujudnya tidak mesti persis sebagaimana yang engkau pinta. Ada saat tertentu doamu Dia wujudkan dalam bentuk lain yang lebih baik. Mungkin suatu saat kamu meminta tambahan harta, tapi Dia Yang Maha Mengetahui memberikan rizki-Nya berupa tambahan umur serta tambahan kesehatan dan kebugaran.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya pemberian Allah jauh lebih banyak daripada permintaanmu, sebagaimana pernah disabdakan Rasulullah, “Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian pinta.” [Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/78. Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari]
***
Penulis: Abu Faza