Hingga saat ini, Tafsir Ibnu Katsir masih menjadi salah satu rujukan utama dan terpenting dalam bidang tafsir dan ulumul Qur’an. Di dalamnya, al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir menuangkan seluruh teori dan pandangannya terhadap kandungan, makna, dan tafsir dari ayat-ayat al-Qur’an.
Tak hanya menjelaskan makna setiap ayat, mufassir sekaligus muhaddits dan mu’arrikh ini juga membentangkan penafsiran ayat dengan ayat, ayat dengan hadits, ayat dengan riwayat, ayat dengan pendapat ulama, serta ayat dengan kisah berhikmah. Karena itu, tidak berlebihan jika kita menyebut metode penafsiran al-Qur’an yang digunakan Ibnu Katsir sebagai cikal bakal ilmu tafsir tematis (at-Tafsir al-Maudhu’i) yang mulai berkembang pesat dalam kajian al-Qur’an pada era modern.
Sedemikian pentingnya posisi Tafsir Ibnu Katsir ini, Penerbit Maghfirah Pustaka pun mencoba ikut andil dalam memperkaya dan melestarikan khazanah ilmu-ilmu Islam ahlus sunnah wal jama’ah dengan menerbitkan terjemahan karya tafsir monumental ini.
Literatur utama yang menjadi rujukan Maghfirah Pustaka dalam menerbitkan karya ini adalah naskah Tafsir Ibnu Katsir yang diteliti dan disusun ulang oleh Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Profesor Tafsir dan Ilmu-ilmu al-Qur’an dari Yordania. Karya inilah yang kemudian diterjemahkan dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia oleh Maghfirah Pustaka dengan judul “Mudah Tafsir Ibnu Katsir”.
Pilihan terhadap literatur utama ini didasari atas penilaian bahwa usaha intelektual Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi ini adalah penelitian dan pembacaan ilmiah terbaru dan terbaik atas Tafsir Ibnu Katsir yang pernah ada, karena:
1. Mudah
Apa yang membuat karya ini mudah dibaca? Jawabnya adalah tahdzib dan tartib. Dalam Bahasa Arab, tahdzib artinya menyaring, sedangkan tartib artinya merapikan. Dua hal inilah yang pertama kali dilakukan oleh Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi dalam penelitiannya terhadap manuskrip-manuskrip Tafsir Ibnu Katsir yang ada.
Sebagaimana laiknya karya ulama klasik yang lain, Tafsir Ibnu Katsir ditulis dengan struktur bahasa dan gaya penulisan turats yang panjang, ditambah dengan maklumat penulisnya akan penafsiran ayat yang begitu melimpah. Setiap informasi, baik berupa ayat al-Qur’an, hadits, riwayat, atsar, pendapat ulama maupun kisah yang berhubungan dengan tema penafsiran sebuah ayat dituang secara utuh. Betul-betul sebuah karya tafsir ensiklopedis yang mencerminkan keluasan dan kedalaman penulisnya, Imam Ibnu Katsir.
Hanya saja, metode dan gaya penulisan seperti ini dinilai tidak sesuai dengan pembaca yang awam. Sebab, di dalam karya aslinya, hadits, riwayat, maupun atsar yang shahih masih bercampur baur dengan materi-materi yang berkualitas dha’if, hingga yang maudhu’ dan bathil. Bahkan kisah-kisah yang terdapat di dalamnya pun ada yang berstatus isra’iliyyat.
Pembaca yang awam tentu saja membutuhkan usaha ekstra tidak hanya dalam memahami penafsiran ayat demi ayat, namun juga dalam menangkap kaitan dan pesan yang dikandung oleh hadits, riwayat, atsar maupun kisah pendukung penafsiran tersebut. Alih-alih memahami makna sebuah ayat, para pembaca awam malah akan berputar-putar dalam mencerna semua informasi yang berkaitan dengan ayat tersebut, yang tidak semuanya shahih.
Semua bahan dan materi inilah yang kemudian disaring (tahdzib) oleh Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, dengan meringkas apa yang harus diringkas dan menghilangkan apa yang harus dihilangkan serta menyederhanakan struktur bahasa dan gaya penulisan Ibnu Katsir. Sehingga, yang tersaji dalam karya ini hanyalah maklumat dan informasi yang shahih, autentik, dan valid dengan struktur bahasa yang lebih sederhana, tanpa mengurangi kelengkapan materi, gagasan dan pemikiran Ibnu Katsir. Upaya penyaringan maklumat sekaligus penyederhanaan struktur bahasa inilah yang membuat karya ini mudah dibaca oleh pembaca yang awam sekali pun di zaman modern.
2. Sistematis
Setelah melakukan penyaringan (tahdzib), Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, lalu merapikan ulang (tartib) susunan dan sistematika penulisan Ibnu Katsir sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah modern.
Penyusunan bab pun dibuat sesuai tema sebuah ayat. Tentu saja, penyusunan bab ini tidak dijumpai dalam naskah asli maupun edisi lain Tafsir Ibnu Katsir. Upaya tartib inilah yang membuat edisi tafsir ini tidak melelahkan untuk dibaca, karena pembaca awam bisa melakukan penelusuran berdasarkan ayat maupun bab yang dikehendakinya. Susunan bab yang sistematis ini pun didukung dengan kemudahan bahasa yang digunakan, sehingga makin menyenangkan saat membacanya. Kitab dan buku tafsir pun bukan lagi wilayah menakutkan untuk didekati.
Upaya tahdzib dan tartib ini tentu saja membawa konsekuensi berkurangnya kuantitas materi yang dikandung oleh edisi Tafsir Ibnu Katsir ini. Namun, demikian, konsekuensi ini sepadan dengan kualitas maklumat yang disajikan buku ini. Sebab, yang berkurang dan hilang dari edisi buku Mudah Tafsir Ibnu Katsir adalah informasi-informasi dan materi-materi yang tidak shahih, maudhu’ bahkan bathil serta riwayat-riwayat isra’iliyat. Berkurangnya kuantitas materi ini pun berakibat pada berkurangnya volume edisi Mudah Tafsir Ibnu Katsir. Jika edisi-edisi lain Tafsir Ibnu Katsir terdiri atas 10 jilid, maka volume buku Mudah Tafsir Ibnu Katsir ini hanya terdiri atas 6 jilid tebal, mengikuti edisi aslinya, karya Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi.
Wallahu a’lam
Penulis: Ustadz Dahyal Afkar
The ad is displayed on the page
current post: Mudah Tafsir Ibnu Katsir: Tafsir yang Mudah dan Memudahkan, ID: 954
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual