Kesabaran Bunda Khadijah r.a.

Allah shubhanahu wa ta’ala memiliki cara tersendiri untuk menguji keimanan hamba-hamba-Nya. Seperti yang tertuang di dalam al-Qur’an, yaitu,

“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah [2]: 155)

Sungguh ujian Allah dapat berupa apa pun, hal-hal yang tidak terlintas di pikiran manusia. Tentu, tak ada satu makhluk pun yang dapat menyangkalinya. Bahkan Khadijah Binti Khuwailid, istri Rasulullah shallallahu alahi wa sallam tak luput dari merasakan ujian Allah. Meski begitu, sejarah menjadi saksi akan kesabaran dan kekuatan Khadijah selama mendampingi Rasulullah.

Semasa pernikahan dengan Rasulullah, Khadijah dikaruniai anak-anak yang shalih. Anak pertama Khadijah dari Nabi Muhammad shallallahu alahi wa sallam adalah Zainab, kemudian Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Sementara anak lelakinya diberi nama al-Qasim. Dengan nama al-Qasim inilah Nabi Muhammad shallallahu alahi wa sallam biasa dipanggil. Kemudian setelah itu lahir ath-Thayyib dan ath-Thahir. Tetapi semua anak lelakinya meninggal di masa kecilnya, yang diiringi dengan kesedihan Khadijah. Yang meninggal pertama adalah al-Qasim, saat berada dalam masa susuan.

Saat itu Rasulullah shallallahu alahi wa sallam datang, sementara Khadijah sedang menangis. Khadijah berkata kepada Rasulullah shallallahu alahi wa sallam , “Wahai Rasulullah, al-Qasim lahir setelah pengangkatan engkau sebagai nabi. Andai saja dia hidup sampai sempurna masa susuannya!” Demikian angan-angan Khadijah.

Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda, “Kamu akan menyempurnakan penyusuannya kelak di dalam surga.”

“Jika saya mengetahui hal itu, niscaya saya tidak akan sedih seperti ini,” balas Khadijah.

“Jika kamu mau, saya akan membuatmu bisa mendengar suaranya di surga,” kata Rasulullah.

“Tidak, tidak perlu. Saya percaya sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Hanya anak-anak perempuannya saja yang hidup setelah masa ke

nabian Muhammad shallallahu alahi wa sallam.

Sungguh, jika Khadijah Binti Khuwailid saja diberi ujian kehilangan oleh Allah shubhanahu wa ta’ala, lalu dia mampu untuk bersabar meski posisinya adalah seorang istri dari Rasul-Nya. Mengapa kita merasa sombong dengan menganggap Allah tidak adil ketika Dia memberikan ujian-Nya?

“Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (al-Baqarah [2]: 153)

Agar Selamat Sampai di Surga Allah

***

(Disadur dari buku Agar Selamat Sampai di Surga Allah, Bab Khadijah Binti Khuwailid

karya Manshur Abdul Hakim, terbitan Maghfirah Pustaka)

Penyadur: Nila Fauziyah

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top