Penonton televisi di tahun 90-an pasti pernah menonton film serial MacGyver. Film tersebut digemari banyak orang, baik tua maupun muda. Pemeran utamanya pria yang tampan. Tapi bukan hal itu yang menyebabkan film tersebut digemari masyarakat. Banyak orang gemar dengan tayangan film MacGyver karena sang pemeran utama tampil sebagai jagoan yang cerdik. Tidak seperti jagoan pada film lain yang mahir menembak mati penjahat dengan pistol atau senapan mesin, MacGyver mengalahkan penjahat dengan alat apa saja yang dia temukan pada saat itu. Semua benda bisa dia manfaatkan sebagai senjata untuk mengalahkan musuh. Bagi MacGyver tidak ada benda yang tidak bisa dimanfaatkan. Semuanya bisa bermanfaat.
Para ibu juga banyak yang ngefans dengan MacGyver. Tapi lagi-lagi bukan karena tampannya sang bintang film, melainkan karena kecerdikan dan kreativitas si lakon cocok dijadikan teladan bagi anak-anaknya agar mereka juga mau kreatif, tidak tergantung pada hal yang ideal. Tak ada rotan, akar pun jadi. MacGyver dan orang-orang yang punya karakter seperti dia, pasti disukai dan dikagumi banyak orang. Ketika banyak orang yang berhenti beraktivitas karena tak tersedia alat yang memadai, orang seperti MacGyver akan berkata, “No problem, kita tetap bisa lakukan dengan apa yang ada di dekat kita.”
Tahukah Anda bahwa ada orang-orang yang dikagumi oleh Rasulullah seperti kagumnya sebagian kita pada MacGyver? Siapa dia?
Mereka adalah orang-orang Mukmin. Mereka dikagumi Rasulullah, karena perilaku mereka dalam menghadapi segala hal seperti perilaku MacGyver, yakni menjadikan segala sesuatu baik dan bermanfaat baginya. Ketika mendapat nikmat dari Allah, orang Mukmin bersyukur dengan cara memanfaatkan nikmat itu sesuai dengan kehendak Allah. Maka tindakan itu bernilai baik baginya, karena Allah akan membalas sikap syukurnya dengan memberikan pahala dan menambah nikmat-Nya.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim [14]: 7)
Ketika mendapat musibah, orang Mukmin bersabar. Mereka tidak berkeluh kesah dan putus asa. Sikap sabarnya itu juga bernilai baik baginya, karena mereka mendapat pengampunan dosa atas penderitaannya dan mendapat pahala atas kesabarannya.
Sabda Rasulullah, “Tidaklah seorang Muslim tertimpa kecelakaan, kemiskinan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun kedukacitaan, bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan apa yang menimpanya itu.” (HR. Bukhari)
Orang Mukmin menjadi sosok yang mengagumkan karena perilaku mereka istimewa. Mereka berbeda dengan kebanyakan manusia lainnya. Kebanyakan manusia tidak mensyukuri nikmat Allah. Banyak manusia tidak berterima kasih dan menyia-nyiakan nikmat Allah. Memakai nikmat Allah untuk hal terlarang.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (as-Sajdah [32]: 9)
Kebanyakan manusia juga tidak bersabar atas musibah yang menimpanya. Orang yang lemah iman cepat berputus asa menghadapi musibah dan kesulitan hidup.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih.” (Hud [11]: 9)
Allah SWT berfirman, “Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang bencana itu dariku.” Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga,” (Hud [11]: 10)
Allah SWT berfirman, “kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (Hud [11]: 11)
Serba positifnya dampak semua kejadian kepada orang Mukmin, telah membuat Rasulullah, manusia paling mulia, merasa kagum.
“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun, kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya” (HR. Muslim)
Ya Allah bimbinglah kami agar dapat menjadi Muslim yang Mukmin. Yang senantiasa bersyukur atas nikmat-Mu dan bersabar atas ujian-Mu. Yang senantiasa menjadikan apa pun yang Engkau berikan sebagai kebaikan bagi kami di dunia dan di akhirat.
Aamiin
Penulis: Abu Faza