Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)
Hadits di atas memerintahkan kita untuk menyaring fikiran mana yang hendak diartikulasikan oleh lisan. Hasil saringannya adalah mengeluarkan kata-kata yang baik dan bermanfaat serta menahan lisan dari mengucapkan kata-kata negatif, seperti berbohong, memfitnah, menggunjing, mengadu domba [maksudnya mengadu orang agar saling bermusuhan—tapi kenapa yang disebut domba ya?], menghina, menghujat, menista, dan sebagainya.
Sebenarnya yang lebih baik adalah tidak sekedar menjaga lisan, tapi juga menjaga akal dan hati. Karena terasa sangat berat menjaga lisan, jika akal dan hati terus memproduksi fikiran dan perasaan negatif. Sesungguhnya lisan hanya menindaklanjuti apa yang difikirkan dan dirasakan oleh seseorang.
Jika akal dan hati tidak memproduksi fikiran dan perasaan negatif, maka lisan tidak punya bahan untuk melontarkan kalimat-kalimat negatif.
Jadi kita pelihara saja akal dan hati kita agar senantiasa berfikir dan berperasaan positif, agar lisan selalu dapat bahan untuk berkata yang positif.
Produk terkait:
The ad is displayed on the page
current post: Jaga Akal dan Jaga Hati, Agar Lisan Terjaga, ID: 35530
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual