Ancaman Bagi Kaum Penyuka Sesama Jenis

Dikisahkan tentang suatu kaum yang berbuat keji dan melampaui batas, yaitu Kaum Nabi Luth. Ketika Allah telah memberi jalan bagi hamba-hamba-Nya untuk melampiaskan nafsu antara laki-laki dan perempuan, Kaum Nabi Luth justru berlaku keji hingga Allah memperingati mereka melalui Nabi Luth.

Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? (al-A’raf [7]: 80)

Beliau terus menasihati dan memperingatkan mereka, sementara mereka berada di mabuk cinta hingga mereka tak sadarkan diri.

Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian adalah kaum yang melampaui batas. (al-A’Raf [7]: 81)

Orang-orang yang dimabuk cinta itu menjawab dengan jawaban orang yang telah dilenakan oleh cinta dan kesesatannya. Hatinya telah terbuai dengan cinta.

Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan, “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih.” (an-Naml [27]: 56)

Ketika saat yang telah ditentukan tiba, maka Allah SWT mengutus para malaikat dalam rupa manusia yang terindah guna menyempurnakan nikmat dan cobaan ke dalam rumah Nabi Luth. Para malaikat itu mendatangi mereka sebagai tamu yang datang dengan dada yang lapang.

Luth menjadi sangat gelisah. Dia berkata, “Ini adalah hari yang amat sulit.” (Hud [11]: 77)

Ketika itu, tersiar berita bahwa di dalam rumah Nabi Luth terdapat sejumlah pemuda yang sangat ganteng dan menarik, yang belum pernah dilihat sebelumny oleh siapa pun. Kaum Nabi Luth saling memanggil satu dengan yang lainnya untuk mendatangi rumah Nabi Luth seraya saling mengajak untuk melampiaskan hawa nafsu dan memperoleh kenikmatan yang terhebat.

Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. (Hud [11]: 78)

Ketika kaumnya menyerbu rumahnya, Nabi Luth kemudian berkata kepada mereka sembari menahan kebimbangan dan hatinya diliputi kesedihan mendalam,

Hai kaumku, inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal. (Hud [11]: 78)

Ketika kaumnya mendengar perkataan Nabi Luth, mereka kemudian menjawabnya dengan sikap yang membangkang.

Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki (Hud [11]: 79)

Nabi Luth lantas mengucapkan perkataan seseorang yang berada dalam posisi teraniaya dan sendirian,

Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan). (Hud [11]: 80)

 

Ketika para malaikat melihat posisi kesulitan yang dihadapi nabi-Nya, Luth dari perbuatan kaumnya, mereka baru mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Mereka berkata, “Tenangkanlah dirimu!” Mereka melanjutkan, “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu Shubuh; bukankah Shubuh itu sudah dekat?”

Ketika mereka bersikeras untuk tetap menyerahkan para tamu

Bercinta Dengan Allah

Nabi Luth yang sangat ganteng itu dengan segala cara, maka Malaikat Jibril memukul sayap-sayapnya ke wajah mereka. Sebagian di antara mereka ada yang kehilangan pengelihatan dan ada yang buta. Akhirnya, mereka keluar dari rumah Nabi Luth dalam keadaan buta. Mereka bersungut-sungut dan berkata, “Besok kamu akan tahu apa yang akan kami timpakan kepadamu, wahai orang gila!”

Saat pagi hari datang, tibalah seruan dari sisi Tuhan Pemilik alam semesta, “Bianasakanlah semua kaum Nabi Luth, dan timpakanlah kepada mereka siksaan yang sangat pedih.” Kemudian, malaikat yang sangat kuat dan terpercaya, Malaikat Jibril, mencabut kota mereka dengan selembar bulu dari sayapnya dan mengangkatnya ke udara hingga para malaikat mendengar raungan anjing-anjing dan teriakan histeris dari ayam-ayam. Malaikat Jibril lalu membalikkannya dan menjadikan bagian atas berada di bawah. Mereka ditimpakan dengan bebatuan yang terbuat dari tanah yang keras. Allah SWT menakut-nakuti saudara-saudara mereka melalui lisan rasul-Nya Luth akan ancaman yang sangat pedih ini.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (Hud [11]: 82)

****

(Disadur dari buku Bercinta dengan Allah, terbitan Maghfirah Pustaka)

Penyadur: Nila Fauziyah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top