Atas kehendak Allah, Nabi Muhammad ﷺ dijadikan sebagai manusia yang buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis. Allah jadikan demikian untuk menjelaskan bahwa Al-Qur`an adalah benar-benar firman Allah, bukan karangan manusia.
Ketakmampuan beliau untk membaca dan menulis menjadi penjelasan yang sangat mudah diterima akal, bahwa seseorang yang buta huruf mustahil dapat menulis karangan berupa Al-Qur’an.
Karena ketakmampuan beliau membaca dan menulis itu, beliau membutuhkan sejumlah juru tulis untuk menuliskan isi wahyu yang baru diturunkan kepadanya. Dua orang juru tulisnya yang paling terkenal adalah Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab.
Ubay—radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya)—adalah sahabat Nabi Muhammad ﷺ dari kaum Anshar (kaum Muslimin penduduk asli Madinah) yang masuk Islam sebelum beliau hijrah ke Madinah.
Sebelum Nabi Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah, beliau mengutus sahabatnya yang bernama Mus’ab bin Umair pergi ke Madinah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk kota itu.
Ubay bin Ka’ab masuk Islam setelah mendapatkan penjelasan Mus’ab bin Umair tentang ajaran Islam di rumah As’ad bin Zurarah di Madinah.
Setelah memeluk agama Islam, Ubay bin Ka’ab pergi ke Makkah bersama tujuh puluh orang rombongan Muslimin dan Muslimat dari Madinah untuk menjumpai Nabi Muhammad ﷺ. Di sebuah tempat bernama ‘Aqabah, mereka berbai’at (berjanji setia) kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dalam sejarah, peristiwa ini dikenal dengan nama Baiat ‘Aqabah kedua.
Ketika Nabi Muhammad ﷺ dan kau Muhajirin hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad ﷺ mempersaudarakan Kaum Muhajirin dengan Kaum Anshar. Ubay dipersaudarakan dengan Sa’id bin Zaid, suami dari Fathiman bin al-Khaththab, adik dari ‘Umar bin Khaththab.
Ubay bin Ka’ab sangat giat mempelajari dan menghafalkan ayat-ayat Qur’an. Nabi Muhammad ﷺ menyatakan bahwa Ubay adalah orang yang paling fasih bacaan Al- Qur’an di antara umatnya.
أَرْحَمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ وَأَشَدُّهُمْ فِي أَمْرِ اللَّهِ عُمَرُ وَأَصْدَقُهُمْ حَيَاءً عُثْمَانُ وَأَعْلَمُهُمْ بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَفْرَضُهُمْ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَأَقْرَؤُهُمْ أُبَيٌّ وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِينٌ وَأَمِينُ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ
“Umatku yang paling penyayang terhadap yang lain adalah Abu Bakar. Yang paling kokoh dalam menjalankan perintah Allah adalah ‘Umar. Yang paling jujur dan pemalu adalah ‘Utsman. Yang paling mengetahui halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal. Yang paling mengetahui ilmu fara’idh (pembagian harta warisan) adalah Zaid bin Tsaabit. Yang paling bagus bacaan Al-Qur`annya adalah Ubay. Setiap umat mempunyai orang kepercayaan. Dan orang kepercayaan umat ini adalah Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah.” (HR. at-Turmudzi 3791).
Karena kecintaannya yang sangat besar kepada Al-Qur`an, Allah pernah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk membacakan Surat Al-Bayyinah khusus kepada Ubay bin Ka’ab.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, pada suatu hari Nabi Muhammad ﷺ mendatangi rumah Ubay bin Ka’ab. Ubay sangat bersuka cita atas kunjungan itu. Dia merasa tersanjung. “Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, engkau telah memuliakan aku dengan kunjungan ini. Demi Allah, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling bahagia dengan kunjungan tamunya selain diriku pada hari ini.”
Setelah dipersilakan duduk, Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan maksud kedatangannya, “Sesungguhnya Allah memerintahkan aku membacakan (Al-Qur’an) kepadamu.” Kemudian Nabi Muhammad ﷺ membacakan Surat Al-Bayyinah.
Ubay bin Ka’ab terkejut mendengan penuturan Nabi Muhammad ﷺ. Dia tak menyangka Allah mengistimewakan dirinya dengan memerintahkan rasul-Nya untuk membacakan ayat Al-Qur’an khusus untuk dirinya.
“Apakah Dia (Allah) menyebut namaku?” tanya Ubay dengan penuh haru.
“Iya,” Nabi membenarkan.
Mendengar jawaban itu Ubay menangis. Dia merasa tersanjung karena namanya disebut oleh Allah, Tuhan Pencipta alam semesta.
Memang sebuah kehormatan yang luar biasa apabila nama kita disebut-sebut dan dibanggakan oleh Allah Ta’ala. Semoga kita juga bisa menjadi hamba yang dibanggakan oleh Sang Pencipta kita. * (Saiful Hamiwanto).
Sumber: Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni, 2006, Nikmatnya Hidangan Al-Qur’an, Maghfirah Pustaka, Jakarta
The ad is displayed on the page
current post: Mengenal Ubay bin Ka’ab, Sahabat Nabi Muhammad yang Namanya Disebut oleh Allah, ID: 35406
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual