Menarik. Itu kesan pertama saat melihat buku The Great Story of Muhammad (TGSM) ini. Kesan kedua, berat. Secara, kertasnya lux, kertas majalah gitu, alhasil buku setebal 600 halaman ini terasa cukup berat di tangan. Tapi itu terbayar dengan kualitas tulisan dan gambar yang segar di mata. Full Colour – exclusive photos, pas untuk mengalihkan rasa jenuh saat membaca tulisan dalam paragraf yang panjang.
Dalam Kata Pengantar-nya, penulis buku ini, Dr. Ahmad Hatta, MA. menyatakan bahwa secara umum mayoritas isi buku ini merujuk pada buku Sirah Nabawi karya Syaikh Shafiyy ar-Rahman al-Mubarakfury. Penasaran, saya membandingkan episode demi episode kedua buku sirah ini, dan adalah benar, runutan ceritanya bisa dikatakan sama persis, perbedaan tipis hanya terdapat pada pilihan kata, buku The Great Story cenderung lebih halus redaksinya. Jadi, bagi yang sudah pernah baca buku Sirah Nabawi karya Syaikh al-Mubarakfury, siap-siap dejavu saat membaca buku ini.
The Great Story of Muhammad
Kelebihan lain buku TGSM ini adalah terletak pada petanya. Kisah seru perjalanan hidup nabi Muhammad SAW lebih tergambar dengan jelas di pikiran karena adanya peta di tiap bagian cerita, sehingga memudahkan pembaca untuk memindahkan kisah dari bentuk tulisan ke dalam gambar bergerak dalam benak. Ahmad Hatta banyak merujuk petanya pada Al Athlas at Tarikhi li Sirah ar-Rasul oleh Dr. Sami bin Abdullah al-Maghluts, serta Athlas al-Qur’an oleh Dr. Syauqi Abu Khalil. Petanya cakep, benar-benar menunjang kisahnya sehingga membuatnya jelas.
Nilai lebih lainnya dari buku TGSM ini adalah adanya kolom Hikmah yang diletakkan di bagian akhir tiap episode kisah kehidupan Rasulullah SAW. Ahmad Hatta menyatakan bahwa mayoritas hikmah tersebut diperoleh dari buku Sirah Nabawi karya ‘Amru Khalid. Namun, tak jarang Hikmah tersebut juga diambil dari al Ghazali dan al Buthi. Kolom Hikmah ini menggaris bawahi hal-hal yang kadang terlewat, dan kadang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak terucap.
Gabungan ketiga unsur tersebut, kisah – peta – hikmah, membuat buku TGSM ini menjadi referensi yang cukup lengkap. Sehingga, bagi yang belum memiliki buku sirah satupun, dengan memiliki buku TGSM ini sudah cukup memenuhi standar minimum sebagai referensi sejarah hidup nabi Muhammad SAW. Apalagi kalau dilengkapi dengan berbagai versi buku sirah nabawi, sudah pasti jauh lebih baik.
Masih ada lagi hal yang menarik dari buku ini, yaitu exclusive photos dan full colour. Foto-foto ini mayoritas diambil dari Topkapi Palace Museum, Istanbul, Turki. Ada foto sandal nabi, sepatu nabi, sorban nabi, busur panah nabi, pedang nabi, pedang sahabat, surat asli dari nabi untuk Raja Romawi Heraklius, cap/stempel Rasulullah, jilbab Fathimah, dan banyak lagi lainnya. Ini membuat saya pribadi ingin berkunjung ke Topkapi Palace Museum di Istanbul, Turki. Aamiin 🙂
Pedang Rasulullah SAW
Selain benda bersejarah, juga ada foto full colour tempat-tempat bersejarah, seperti suasana di dalam gua Hira’, tugu dan makam para syahid Badar, masjid-masjid yang dibangun di zaman Rasulullah dan sahabat, dan banyak lagi lainnya. Ini juga membuat saya ingin napak tilas ke tempat-tempat bersejarah tersebut. Aamiin 🙂
Foto-foto full colour ini diselipkan di antara kisah, sehingga cukup menghibur pikiran yang konsentrasi dengan tulisan. Selain itu, ada cuplikan kisah-kisah penunjang yang diletakkan dalam kotak khusus, sehingga menjadi selingan ringan bagi pikiran. Ada pula hadits-flas, hadits-hadits Rasulullah SAW yang diletakkan dalam kotak kecil di antara cerita, yang kadang tak ada hubungannya dengan yang sedang diceritakan. Tapi sekali lagi, ini menjadi selingan ringan yang menarik.
Bahkan mengutip komentar seorang sahabat saya tentang buku TGSM ini seperti berikut: buku ini font-nya pas, tata warnanya bagus, tata letaknya pas, ga ada yang miring yang membuatnya ga enak dilihat, tidak ada, semua bagian buku bagus dilihatnya. Agak berlebihan memang, tapi saya setuju dengannya.
Saya percaya penulis buku ini pasti punya alasan mengapa buku TGSM ini tebalnya 600 halaman, sehingga sama dengan tebalnya al Quran mushaf timur tengah (1 juz : 20 halaman). Tapi memang membaca buku Sirah Nabawi ini tidak seperti membaca novel, yang biasanya saya bisa menyelesaikan novel 600 halaman dalam waktu sehari. Tapi membaca buku TGSM ini, saya membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikannya.
Bukan karena tidak menarik, melainkan sebaliknya, justru karena saking menariknya, kadang satu episode saya ulang bacanya, karena saking menariknya, sehingga saya tak mau melewatkannya dengan membaca sekilas begitu saja.
Terakhir, sengaja bahwa dari tadi review saya lebih ke “teknis” buku, hanya sedikit menyentuh ke “isi cerita” buku. Hal ini lebih karena seperti yang saya ungkapkan di awal, runutan kisah buku ini bisa dikatakan sama persis dengan Sirah Nabawi karya Syaikh al-Mubarakfury, jadi untuk review isi, saya mempersilakan untuk baca review di bukunya al-Mubarakfury.
Seal of The Prophet Muhammad
Terakhir lagi, ada satu hal yang ingin saya garis bawahi, adalah penting dan perlu untuk mendawamkan, merutinkan membaca sirah nabawi, kalau bisa sepekan sekali atau sebulan sekali.
Ini benar-benar saya rasakan saat membaca buku TGSM ini. Saya menyelesaikan buku sirah nabawi al-mubarakfury beberapa tahun lalu, pas buku itu lagi booming, setelah itu, selesai, buku itu tersimpan rapi di tumpukan buku, tak disentuh lagi, tak dibaca lagi.
Maka, ketika membaca TGSM ini, selain dejavu, saya merasa atmosfir kehidupan Rasulullah SAW yang mulia serasa memenuhi ruang di sekitar saya, ruang benak, ruang hati, ruang hidup saya. Subhanallah. Serasa Rasulullah SAW ada di depan saya dan menyampaikan nasehatnya ditujukan langsung pada saya, bukan sekedar tulisan di buku.
Selama ini saya selalu bertanya dan iri kepada ustadz Arifin Ilham atau Haddad Alwi yang tampak begitu cinta pada Rasulullah SAW, how? Bagaimana bisa tumbuh cinta yang begitu dalam pada orang yang ketemu saja ga pernah, bahkan melihat sosoknya seperti apa saja ga pernah.
Itu terjawab ketika saya membaca buku The Great Story of Muhammad ini.
Saya berpengharapan baik, mudah-mudahan dengan mengetahui sirah nabawi dapat menumbuhkan dan menguatkan rasa cinta pada Allah SWT dan Rasulullah SAW, selanjutnya menambah iman dan takwa pada Allah SWT dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai qudwah teladan kita.
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad.
Ya Rasul salam ‘alaika
***
Perensensi: Hasna Diana
Dikutip dari Goodreads
The ad is displayed on the page
current post: the Great Story of Muhammad: Kuatkan Rasa Cinta Kepada Allah dan Nabi-Nya, ID: 2168
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual