Kalimat pujian “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah) senantiasa berlaku dalam keadaan apa pun, karena Dia senantiasa dalam keadaan Maha Terpuji, terlepas dari apa pun yang terjadi pada hamba-Nya, baik ketika hamba-Nya mendapatkan nikmat ataupun musibah.
Itu sebabnya kita orang Muslim mengenal kalimat dzikir “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” (Segala puji bagi Allah atas tiap hal).
Orang Muslim mengenal kalimat الحمر لله و الشكر لله (Alhamdulillah wasy syukru lillah), yang artinya segala puji dan syukur/terima kasih bagi Allah. Kata asy syukru lillah hanya diucapkan atas nikmat yang didapat, sedangkan alhamdulillah dapat digunakan untuk nikmat ataupun musibah.
Namun, ucapan Alhamdulillah bagi orang yg mendapat musibah tidak dipahami oleh banyak orang. Kebanyakan orang memahami kalimat Alhamdulillah hanya diucapkan saat mendapat nikmat. Karena itu jangan diucapkan di depan orang-orang yang tidak memahami.
Bagi orang-orang yang memahami, silakan mengucapkan kalimat Alhamdulillah dan kalimat istirja’ (innalillahi wa inna ilaihi aaji’un), karena demikianlah yang utama. Sebagaimana Rasulullah ajarkan melalui hadits berikut ini.
Dari Abu Musa al-Asy’ari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila meninggal anak seorang hamba, maka Allah berfirman kepada malaikat-Nya, ‘kalian telah ambil anak hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ya’.
Lalu, Allah berfirman, ‘Kalian telah ambil buah hatinya?’ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah berfirman, ‘Apa yang dikatakan hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ia memuji-Mu dan beristirja.”
Maka Allah berfirman, ‘Bangunkan satu rumah untuk hamba-Ku di surga, dan namai rumah itu bait al-Hamd (rumah pujian)’.” (HR. Al-Tirmidzi. Beliau berkata: hadits hasan)
***
Dikutip dari twitter @hamiwanto (Saiful Hamiwanto)
The ad is displayed on the page
current post: Rumah Pujian di Surga, ID: 2379
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
| Ad | wp_the_query |
|---|---|
| post | post |
Find solutions in the manual
