Malam itu tepat tanggal 27 Shafar tahun ke-14 kenabian (12/13 September 622 M), saat Rasulullah saw bersama Abu Bakar meninggalkan Makkah menuju Yastrib. Nabi shalallahu alahi wa sallam telah mengetahui bahwa orang-orang Quraisy akan berupaya keras untuk mencarinya. Jalan-jalan utama menuju Yastrib akan disisir mereka. Karena itu, Rasulullah shalallahu alahi wa sallam memilih jalan yang berlawanan arah sama sekali, yaitu ke selatan Makkah yang menuju ke arah Yaman.
Singkat cerita, sampailah keduanya di sebuah gua di puncak bukit, yang sekarang dikenal dengan nama Gua Tsur. Mereka pun bersembunyi di dalamnya selama tiga malam. Selama itu pula orang-orang Quraisy mulai mengancam para sahabat dan keluarga Nabi shalallahu alahi wa sallam, namun mereka tidak sedikit pun memberikan informasi, hingga orang-orang Quraisy melakukan pencarian besar-besaran ke setiap sudut Makkah, lembah, gunung, dan gua. Lalu, di antara orang-orang Quraisy itu ada yang tiba di mulut Gua Tsur.
Pada saat yang sama, Abu Bakar tepat berada di sisi Rasulullah shalallahu alahi wa sallam. Keduanya terus mengamati gerak-gerik orang-orang Quraisy. Abu Bakar berbisik kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, seandainya sebagian mereka menoleh ke dalam, pasti mereka dapat melihat kita.”
“Diamlah, wahai Abu Bakar ….” jawab Rasulullah. Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah shalallahu alahi wa sallam berkata, “Apa pendapatmu, bila ada dua orang sedangkan yang ketiganya adalah Allah?”
Allah pun memberikan pertolongan-Nya kepada Rasulullah melalui perantara merpati dan laba-laba. Burung merpati membuat sarang di mulut gua, sebelum kaum Quraisy datang. Di sarang itu, burung merpati bertelur dan mengeraminya. Setelah itu, datang juga laba-laba kecil yang membuat jaring sutra di mulut gua. Jaring itu begitu tebal sehingga ketika orang-orang Quraisy tiba di mulut gua, mereka tak mampu melihat ke dalamnya.
“Mengapa kita tak masuk ke dalam gua?” kata salah seorang Quraisy.
“Apakah kamu tidak melihat? Di mulut gua ada sarang merpati liar dan jaring laba-lba. Aku yakin, tidak ada orang di dalam gua. Sarang burung dan jaring laba-laba itu sudah ada sejak lama,” jawaba yang lain.
Mendengar argumen itu, akhirnya orang-orang Quraisy meninggalkan Gua Tsur. Rasulullah shalallahu alahi wa sallam dan Abu Bakar pun selamat.
Mahabesar Allah, kalaulah Dia tidak menyayangi hamba-Nya, bisa jadi Rasulullah shalallahu alahi wa sallam jatuh ke tangan kaum musyrik. Dialah Dzat yang telah mengutus Rasul shalallahu alahi wa sallam sebagai pembawa rahmat, maka Dia juga akan selalu menolongnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang -orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (Hari Kiamat) (QS. Ghafir [40]: 51) dan firman Allah subhanahu wa ta’ala yang berbunyi, Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. (QS. al-Hajj [22]: 38)
Dalam kondisi yang sangat meresahkan, akan terlihat perbedaan antara orang yang tulus menyerukan kebenaran dan orang yang berpura-pura. Hati mereka yang tulus dalam berdakwah akan selalu dipenuhi dengan keyakinan pertolongan-Nya, sementara mereka yang tidak tulus biasanya akan sombong saat dihadapkan pada kondisi yang menakutkan. Mereka tidak akan mendapatkan kasih dan pertolongan-Nya.
***
Disadur dari buku the Great Story of Muhammad terbitan Maghfirah Pustaka
The ad is displayed on the page
current post: Tuluslah Menyerukan Kebenaran, Maka Allah Akan Membantumu, ID: 2128
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual