Sebagaimana Rasulullah shalallahu alahi wa sallam, Abu Bakar selama hidupnya juga tidak pernah menyembah berhala. Keutamaan yang dimiliki Abu Bakar ini merupakan perbedaan yang mencolok di antara para sahabat Rasulullah shalallahu alahi wa sallam yang lain. Hampir semua sahabat Rasulullah shalallahu alahi wa sallam pernah menyembah berhala di masa jahiliyah.
Suatu ketika di usia remaja, Abu Bakar pernah diajak ayahnya ke suatu tempat yang penuh dengan berhala. Ayahnya berkata, “Ini semua adalah tuhanmu.”
Abu Bakar kemudian mendekati salah satu berhala, lalu berkata, “Aku lapar, beri aku makan.” Berhala tersebut tidak merespons. “Aku tidak memiliki pakaian, berikanlah aku pakaian.” Berhala tersebut tetap tidak merespons. Abu Bakar lalu melemparnya dengan batu, hingga berhala tersebut jatuh.
Akalnya yang jernih serta fitrahnya yang lurus telah menghindarkan dirinya dari kehinaan dan perbuatan yang tidak terpuji. Karena itulah Abu Bakar mudah bergabung dalam barisan dakwah hingga menjadi orang yang paling utama setelah Rasulullah shalallahu alahi wa sallam.
Coba bandingkan dengan kehidupan masyarakat modern saat ini. Meski ilmu pengetahuan semakin berkembang maju, namun masih banyak saja orang-orangnya yang bernalar ke belakang. Percaya dan menyembah benda-benda serupa meski tidak berbentuk patung berhala, misalnya percaya kepada kekuatan cincin akik, percaya pada ramalan bintang, percaya pada arwah yang bersarang di dalam boneka, dan sebagainya. Karena seharusnya, semakin cerdas seseorang, akan semakin bijak dalam berpikir dan menilai, mana yang sebenar-benarnya Tuhan, dan mana sosok setan yang berpura-pura menjadi tuhan.
***
Disadur dari buku the Golden Story of Abu Bakar ash-Shiddiq
Penyadur: Nila Fauziyah
The ad is displayed on the page
current post: Pantang Menyembah Berhala, ID: 2013
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual