Ada seorang ustadz berkata, “Banyak orang sibuk mikirin hidup enak, tapi lupa mikirin mati enak.” itu karena manusianya masih memandang rendah kehidupan akhirat. Mengira bahwa kehidupan dunia adalah segala-galanya dibandingkan kehidupan akhirat, bahkan ada yang beranggapan “dunia ya dunia, akhirat urusan belakangan.” Padahal dalam al-Quran dikatakan,
“Siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan baginya, dan siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.” (asy-Syura [42]: 20)
Dalam buku yang berjudul Mereka yang Meraih Su’ul Khatimah pun diceritakan banyak kisah tentang mereka yang mati sebelum bertaubat, mati dalam keadaan buruk.
Tersebutlah seorang lelaki yang sangat terobsesi mengumpulkan harta kekayaan. Tak satu pun jenis harta yang dia lewatkan, kecuali pastilah dia memilikinya. Dengan kekayaan yang melimpah ruah itu, ia membangun sebuah istana. Istananya tersebut memiliki dua buah gerbang yang sangat kokoh, dan dijaga oleh keamanan yang ketat.
Singkat cerita, ketika lelaki kaya itu sedang memamerkan harta kekayaan di depan anggota keluarganya, tiba-tiba ada seorang pengemis datang dengan pakaian compang-camping. Lelaki kaya itu mengusirnya, namun pengemis itu tidak juga mau pergi.
si tamu pengemis itu berkata, “… aku adalah malaikat maut … aku tidak akan keluar dari rumah ini, kecuali dengan membawa nyawamu.”
Lalu si kaya itu memerintahkan untuk mengeluarkan semua hartanya.
“Celakalah kau wahai harta, semoga Allah melaknatmu, kau telah membuat aku lalai dari beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.”
Lalu, Allah pun menjadikan harta-harta yang berhamburan itu bisa berbicara, “Mengapa engkau mencaciku, bukankah kau menemui para raja menggunakan kegemerlapanku. Kau menikahi para wanita dengan menggunakan aku. Kau bisa hadir di majelis-majelis para penguasa dengan memakaiku. Kau gunakan aku di jalan keburukan, namun aku tidak pernah mencegah diriku untuk memenuhi segala keinginanmu. Seandainya kau gunakan aku di jalan kebaikan, pastilah aku sangat bermanfaat bagimu. Kau dan semua anak Adam lainnya diciptakan dari tanah. Di antara mereka ada yang melangkah di atas kebaikan, ada pula yang melangkah di atas dosa dan keburukan.”
Setelah itu, malaikat maut pun segera mencabut nyawa si kaya, tubuhnya roboh seperti sebatang kayu yang tumbang.
– Halaman 23-26, Bab Malaikat Maut dan Uang Suap
Cerita di atas barulah salah satu, masih banyak kisah lain yang dituturkan dalam buku ini dengan gaya bahasa yang ringan. Kita sebagai pembaca tidak perlu takut merasa digurui, sebab dalam buku ini, membaca kisah-kisah mereka seperti kita melihat lembaran hidup orang-orang yang buruk, contoh yang buruk, yang sejatinya dimaksudkan agar kita bisa mengambil pelajaran.
Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, buku ini sangat ringan untuk dibawa ke mana-mana. Sangat cocok untuk mengisi waktu luang, terutama dengan pembahasan yang tidak terlalu berat, buku ini pas untuk pembaca yang ingin selalu berada di jalan Allah
The ad is displayed on the page
current post: Kisah-Kisah Mereka yang Mati dengan Keburukan, ID: 1702
Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)
Display Conditions
Ad | wp_the_query |
---|---|
post | post |
Find solutions in the manual