Share this post with your friends

Allah adalah Al Hakim, nama-Nya yang indah dan baik mengandung makna Yang Arif Bijaksana dalam segala sifat dan sikap-Nya. Dia berhak untuk menentukan seseorang kafir atau beriman tapi kearifan itu diberikan kepada hamba-Nya untuk mempelajari dan mengkaji segala kejadian dialam ini. Bijaksananya Allah terlihat dalam kehidupan ini, bagaimana dijadikan makhluk hidup dengan berpasang-pasangan, terjadinya siang untuk bekerja mencari kehidupan, disediakan malam untuk istirahat dari kesibukan, diberikan kepada hamba-Nya tugas-tugas kehidupan untuk dijalani sesuai dengan kapasitas sebagai hamba;

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adh-Dhaariyat [51]: 56)

Pengabdian yang dilakukan bukan untuk kepentingan-Nya tapi untuk kepentingan manusia dan jin agar hidup selamat di dunia dan bahagia hingga akhir kehidupan di akherat. Dia berikan banyak fasilitas hidup kepada hamba-Nya yang tidak dapat diukur dengan hitungan angka, hanya satu syarat agar nikmat itu disyukuri dengan memperbanyak pengabdian, bila hal itu dilakukan maka akan diberikan nikmat yang lebih banyak lagi;

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (Ibrahim [14]: 32)

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Ibrahim [14]: 34)

Keimanan nabi Ibrahim tidak diragukan lagi, tapi untuk menambah keimanan itu sekaligus sebagai media dakwah bagi Ibrahim kepada ummatnya, ketika Ibrahim memohon kepada Allah memberi pelajaran bagaimana terjadinya hari berbangkit kelak yaitu proses hidupnya manusia kembali setelah sekian waktu dalam keadaan mati, dengan bijaksana Allah menjelaskan hal itu kepada Ibrahim;

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqara [2]: 260)

Menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu hidup kembali.

Allah adalah Al Hakim, Yang Arif Bijaksana, demikian bijaksana-Nya sehingga walaupun makhluk-Nya melakukan kedurhakaan karena kebodohan dan karena kekafiran tapi Allah menurunkan nabi dan rasul untuk menyampaikan kebenaran, dikala kekafiran itu semakin menjadi-jadi, Allah dengan bijaksana-Nya masih memberikan tangguh kepada manusia untuk memperbaiki dirinya, dibiarkan orang kafir untuk sewenang-wenang merajalela di dunia ini bukan berarti Allah lalai tapi hanya diberi waktu saja untuk menentukan mereka kelak, apakah akan tunduk dengan keimanan atau akan dibinasakan, tenggang waktu atau diberi tangguh itu merupakan ujud bijaksananya Allah;

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, (Ibrahim [14]: 42)

Allah juga mengajarkan nabi-Nya untuk bijaksana dalam menyampaikan da’wah kepada ummatnya, tidak serampangan, tidak hantam kromo, betul-betul bijaksana sehingga karena hal itulah yang membuat orang-orang kafir mendapat hidayah sehingga beriman kepada Allah. Ketika berda’wah kita harus berhati-hati karena makna da’wah itu asalnya adalah mengajak, kalau mengajak tentu dengan cara yang santun dan bijaksana, agar orang mau untuk mengikuti ajakan kita;

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl [16]: 125)

 

 

 

 

 

 

More to explorer

Penerbit Buku Sarat Makna

Maghfirah Pustaka menyediakan buku panduan (referensi) agama Islam beragam tema dengan sajian lebih menarik dan mushaf Al-Quran dengan kualitas terbaik dan terjamin.

Product categories

Recent Posts

Follow Us

Galeri

Sign up for our Newsletter

Ad debug output

The ad is displayed on the page

current post: Al-Hakim merupakan salah satu nama اللهُ عَزَّ وَ جَلَّى, ID: 6047

Ad: ads bawah pst (35603)
Placement: After Content (after-content)

Display Conditions
post type
Adwp_the_query
postpost




Find solutions in the manual
Need Help?